Jumat, 05 November 2010

MERAPI ITU SEMAKIN TIDAK RAMAH KINI

Saya hanya bisa terdiam dan tidak dapat berbuat apa-apa ketika mendengar Gunung Merapi benar-benar semakin mengganas. 5 November 2010 hari Jum’at dini hari di Turkey atau jam 5 pagi WIB saya mendapat kabar dari istri saya yang masih di Jalan Kaliurang km 13 di Yogya bahwa rumah kami sudah tidak dapat dihuni lagi, lumpur vulkanik di mana-mana memenuhi halaman dan jalan di depan, udara dipenuhi debu dan sangat tercium bau belerang, jarak pandang hampir nol. Istri dan anak-anak harus mau atau tidak terpaksa mengungsi seperti pengungsi lain ke bawah ke tempat yang lebih aman. Saya hanya bisa mendukung mereka dari jauh.

Bencana ini benar-benar di luar perkiraan kami. Merapi yang dulu sangat bersahabat dan bagian dari hidup kami, kini seolah berubah menjadi monster yang mengerikan. Ratusan korban meninggal dan ratusan bahkan ribuan lainnya menderita, ribuan binatang mati, ribuan hektar tanaman kering bagai wilayah tak berpenghuni. Gunung itu seolah bukan lagi dari bagian hidup kami, tetapi berbalik memusuhi dan menyerang kami dengan terang-terangan. Entah, dosa apa yang kami sandang, kesalahan apa yang telah kami perbuat, yang jelas alam kami mulai tidak lagi bersahabat kini.

Di balik bencana ini, kami masih tetap harus bersyukur, masih tetap dalam lindungan Tuhan YME dibanding mereka yang malang tak tertolong lagi. Di situasi seperti ini juga kita benar-benar dapat melihat dengan jelas siapa malaekat penolong yang sebenar-benarnya. Ratusan relawan baik sipil ataupun militer mempertaruhkan nyawanya sendiri menolong para korban baik yang masih hidup atau telah meninggal dihembus awan panas merapi itu. Ya…sudah seharusnya memang, kita ini saling membantu, tanpa harus menunggu otoritas tertentu. Penduduk yang berjumlah besar ini tentu akan dapat menyelesaikan permasalah sebesar apapun jika kita saling membantu, saling bergandengan tangan dengan ikhlas. Sudah waktunya pula kita lepas embel-embel fanatisme organisasi, politik bahkan agama sekalipun demi rasa kemanusiaan yang mungkin selama ini telah lepas dari hati nurani kita sehingga alampun mulai tidak ramah kepada kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar